Airplane Mode

Hari jum’at yang cerah nan berkah ini sepertinya akan lebih pas jika kita lengkapi dengan sedekah. Tapi apa daya, hanya separo uang recehan saja yang bisa saya bagi dengan si kotak amal di mesjid jami’. Soalnya, perut sudah mulai berdemo menyuarakan orasi-orasi bernada protes. Akhirnya recehan yang separo lagi memang sudah bisa ditebak nasibnya, berakhir di kasir Pecel Lumintu.

Jum’atan sudah, makan siang pun sudah, rasa-rasanya sih sudah seimbang. Tinggal satu saja yang masih mengganjal di pikiran. Ketika tadi di mesjid dan khatib sedang menyampaikan khutbahnya, ada dua orang yang asyik saja dengan aplikasi chatting-nya. Sekilas lirik sih seperti Line atau WhatsApp. Padahal khatib sedang memaparkan tentang beberapa hal yang diutamakan oleh Allah, seperti Makkah sebagai negeri yang diutamakan, Dzulhijjah sebagai bulan yang diutamakan, Jum’ah sebagai hari yang diutamakan dan Siti Khadijah sebagai wanita yang diutamakan.

Ah, sepertinya mereka tidak memperhatikan khutbahnya. Atau mungkin mereka sedang broadcast materi khutbah kepada temannya melalui Line dan WhatsApp itu? Wah…bisa-bisa malah saya nanti yang jadi terlalu memperhatikan mereka dan lupa sedang jumatan.

Sebetulnya fenomena ini sudah sering saya lihat sejak masih di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Saat itu sedang ramai-ramainya ponsel Blackberry dengan aplikasi BBM-nya. Orang-orang seakan sibuk dengan dunianya sendiri bahkan ketika menghadap Tuhan sekalipun. Saya melihatnya sebagai pemandangan yang aneh sekaligus prihatin. Padahal saya juga sudah menggunakan ponsel Android yang di kalangan saya saat itu masih jarang. Saya masih ingat, ponsel yang saya gunakan berbasis Android versi Eclair dan terinstal aplikasi WhatsApp.

Saya pun mempertanyakan diri akan keprihatinan ini. Lalu saya sampai pada sebuah alasan yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah ayat 9 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. Ada beberapa kata yang menarik perhatian saya, yaitu orang-orang yang beriman, telah diseru, shalat pada hari Jum’at, segeralah, mengingat Allah, tinggalkanlah jual beli. Ini menjadi rangkaian yang sangat berurutan. Jadi jika boleh saya simpulkan, setelah adzan dikumandangkan pada saat akan melaksanakan shalat Jum’at maka segala urusan duniawi harus kita tinggalkan dan kita ganti dengan aktifitas yang membuat kita lebih mengingat kepada Allah. Jika tidak bersegera atau malah melalaikan maka kita tidak termasuk golongan orang-orang yang beriman.

Kemudian pencarian saya berlanjut hingga bertemu dengan halaman Etika Shalat Jumat dan Keutamaan dan Etika Shalat Jumat. Di sana bahkan dijabarkan dengan lebih rinci mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat melaksanakan sholat Jum’at. Tentu saja pada penerapannya selain kesadaran dari jamaah juga harus ada peringatan dari pihak pengurus masjid. Dari beberapa mesjid perkampungan yang pernah saya singgahi untuk jum’atan, masih sebagian kecil saja yang mengingatkan hal-hal yang justru sering terlupakan seperti mematikan ponsel dan utamakan mengisi barisan depan.

Mungkin sebagian dari kita masih beranggapan bahwa menggunakan ponsel di pesawat saat terbang di udara itu lebih berbahaya dibandingkan menggunakan ponsel di mesjid saat khutbah berlangsung. Kita lebih takut pesawat yang kita tumpangi jatuh dibandingkan dipecat oleh Allah dari komunitas orang-orang yang beriman. Saya jadi membayangkan, jika saja mesjid itu diumpamakan pesawat, imam-khatib seumpama pilot dan muadzin seumpama awak kabin, sebelum take-off memang sebaiknya diinformasikan secara lengkap apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan demi keselamatan seluruh “penumpang”.

Akhirnya, melalui tulisan ini saya mengingatkan diri saya sendiri dan semoga ada teman-teman yang terinspirasi bahwa sesungguhnya meninggalkan jual beli (urusan duniawi) untuk sesaat saja akan jadi sangat mudah untuk dilaksanakan jika kita berkemauan. Kita tinggal swipe-down layar ponsel kita dan pada  notifications bar kita tap ikon bergambar pesawat hingga masuk ke Airplane Mode. Insya Allah, semudah itu.

Semoga Jum’at depan akan semakin berkah. Amin.


Comments

One response to “Airplane Mode”

  1. setuju pak, sebaiknya memang khatib mengingatkan kembali adab-adab dalam shalat jumat, karena mungkin kebanyakan masyarakat belum mengetahuinya. karena memang khatib lah yang paling berhak menegur makmumnya ketika khotbah jumat.

Leave a Reply